"Tetap Muda" dengan Konsep Dilatasi Waktu
Pernah nonton film Interstellar?
saya, barusan. He-he. #siapaygnanya?
Liat trailer nya di yutub, terus tertarik karna ada astronot nya gitu. Secara dulu saya pas masih bocah ingusan, sering pake baju kegedean, males sikat gigi-an🤐, punya cita-cita pengen ke bulan.
Jadi pas liat film nya ternyata bagus banget.
terutama bagi kamu-kamu nih yg cinta banget sama fisika. Film ini related banget sama teori relativitas nya Einstein tentang konsep dilatasi waktu
*gakusahngbayanginrumusnyabikinpipitambahgemuk
di film ini *monmaapspoiler*
diceritakan Cooper and the gank akan menjalankan misi ke luar angkasa untuk mencari planet baru yg bisa di tinggali sebagai pengganti Bumi. ternyata ketika kembali bertemu putrinya (di awal cerita Cooper bilang ke putrinya yg masih kecil, kalau pada saat mereka ketemu kembali umur mereka akan sama) ternyata pas mereka ketemu umur Cooper menurut perhitungan seharusnya 124 th tapi wajahnya tetap sama seperti saat dia pergi. sementara putri nya sudah menjadi nenek-nenek.
kok bisa?
yah nama nya juga film~
Eits, ternyata tidak se-simpel itu jawabanya gaiss,
dalam fisika modern baik secara teoritis maupun secara pengamatan, ini dinamakan dilatasi waktu.
Inget pelajaran fisika pas kelas 12 kan?
Bab relativitas?
Konsep ini didasarkan pada teori relativitas khusus Einstein yang menjelaskan bahwa waktu bersifat relatif berdasarkan acuan pengamatan, dan satu-satunya yang kecepatan yang konstan dari pengamatan adalah kecepatan cahaya. (Zenius net)
Dalam illustrasinya Einstein secara singkat menjelaskan bahwa ada si A dan si B. jika si A berangkat ke luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa yang sangat cepat hingga medekati kecepatan cahaya, lalu kembali ke bumi setelah setelah beberapa jam di luar angkasa. Pada saat mereka ketemu, waktu di bumi udah berjalan bertahun-tahun sehingga umur si B yang tinggal di bumi jadi jauh lebih tua daripada si A.
Penjabaran nya di buktikan pake rumus, yang pastinya tidak akan saya bahas karna saya bukan expert nya😬
hanya Bagi saya yang muslim, konsep dilatasi waktu ini sesuai seperti yang di firmankan Alllah dalam surat QS. Al-Ma'arij 70: Ayat 4:
"Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun."
Karena dalam relativitas khusus dapat dibuktikan bahwa jika seorang bergerak pada kecepatan cahaya maka bagi kita yang diam di bumi seharinya akan sama dengan kecepatan cahaya. Jelas bahwa perbedaan waktu dalam suatu kerangka acuan yang bergerak (malaikat) dengan kerangka acuan yang diam (manusia) adalah efek dilatasi waktunya, karena malaikat-malaikat sendiri terbuat dari cahaya, bergerak dengan kecepatan cahaya merupakan hal yang sangat mudah, sehingga dapat bergerak melampaui kecepatan cahaya. (Jurnal Syariati: Sri Jumini)
Dan yang membuat saya takjub dari konsep dilatasi waktu ini adalah bagaimana sains modern telah membuktikan hal yang bahkan telah di wahyukan dalam al-qur'an berabad-abad lamanya.
At last but not least, saya teringat ucapan nya prof Robert Langdon kepada Edmond kirsh dalam buku The Origin karya Dan Brown :
"sains dan agama tidak saling bersaing. mereka adalah 2 bahasa berbeda yang berupaya menceritakan kisah yang sama. Ada ruang di dunia ini untuk keduanya"
Wallahu A'lam Bishawab
Dewi yuliyani, Kuningan 19'Juli'20
Komentar
Posting Komentar